Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Amalannya

Freepik/@ArthurHidden

Jakarta-Waktu melintas, berlalu dengan cepat. Baru kita jumpai awal tahun, kemudian tiba saatnya  kita sampai pada akhir dan bersiap menyambut tahun yang semakin bertambah jumlah angkanya.

Mendekati bulan Dzulhijjah, tahukah kawan ARMI  jika bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan Haram yang Allah muliakan? 

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إن الزمان قد استدار كهيئته يوم خلق الله السموات والأرض، السنة اثنا عشر شهرا، منها أربعة حرم، ثلاثة متواليات: ذو القعدة وذو الحجة والمحرم، ورجب مضر، الذي بين جمادى وشعبان

“Sesungguhnya waktu itu berputar sebagaimana keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun ada 12 bulan. Di antara bulan-bulan tersebut ada 4 bulan yang haram (berperang di dalamnya – pen). 3 bulan berturut-turut, yaitu: Dzulqa’dah, Dzulhijjah,  Al Muharram, (dan yang terakhir –pen) Rajab Mudhar, yaitu bulan di antara bulan Jumaada dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari)

Dzulhijjah (bahasa Arab:ذو الحِجّة) merupakan bulan terakhir dari urutan penanggalan Qamariah dan termasuk salah satu dari bulan haram dalam agama Islam. 

Perlu kita ketahui, bahwa awal bulan Dzulhijjah adalah bagian dari hari istimewa. Hal itu dapat dilihat dari dalil yang menunjukkan keutaman awal Dzulhijjah adalah hari-hari tersebut termasuk dalam firman-Nya,

وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Dan demi malam yang sepuluh.” (QS. Al-Fajr: 2).

Mengenai ayat tersebut, Syaikh As-Sa’di rahimahullah menyebutkan dalam kitab tafsirnya.

Sebagaimana disebut dalam Zaad Al-Masiir karya Imam Ibnul Jauzi, yang dimaksud sepuluh malam atau sepuluh hari di sini terdapat empat tafsiran menurut para ulama yaitu: 

1. sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, 
2. sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan, 
3. sepuluh hari pertama bulan Ramadhan,
4. sepuluh hari pertama bulan Muharram.

Dalam sebuah riwayat dari Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ ». فقَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ 

Tidak ada hari-hari di mana amal saleh di dalamnya lebih dicintai Allah Azza wa Jalla daripada hari–hari yang sepuluh ini”. Para sahabat bertanya, “Tidak juga jihad di jalan Allah ? Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak juga jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar mempertaruhkan jiwa dan hartanya, lalu tidak kembali dengan sesuatupun.” (HR al-Bukhâri no. 969 dan at-Tirmidzi no. 757, dan lafazh ini adalah lafazh riwayat at-Tirmidzi)

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa amalan di sepuluh hari pertama Dzulhijjah di sisi Allah lebih disukai dibanding hari-hari lainnya tanpa ada pengecualian. Jika dikatakan Allah itu cinta, maka menunjukkan hari-hari tersebut dinilai mulia di sisi-Nya." (Latha’if Al-Ma’arif, hlm. 458).

Amalan pada Awal Dzulhijjah

Nah, semakin dekat dengan bulan Dzulhijjah, kita bisa ketahui bersama tiga amalan yang bisa kita lakukan pada awal Dzulhijjah. Diantaranya sebagai berikut:

1. Puasa Sunnah

Amalan pertama yang disunnahkan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam adalah berpuasa pada 1-9 Dzulhijjah.

Amalan puasa itu sesuai sebagaimana diceritakan dari Hunaidah bin Khalid, dari istrinya, beberapa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ وَالْخَمِيسَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari ‘Asyura’ (10 Muharram), berpuasa tiga hari setiap bulannya, awal bulan di hari Senin dan Kamis.” (HR. Abu Daud no. 2437 dan An-Nasa’i no. 2374. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)

2. Memperbanyak Dzikir

Amalan kedua yang dianjurkan adalah bertakbir, bertahlil, bertasbih, bertahmid, beristighfar dan memperbanyak doa. Dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan sebagai berikut.

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنْ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal saleh di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah), karenanya perbanyaklah tahlil, takbir, dan tahmid di dalamnya,” (HR Ahmad).

3. Berqurban

Kemudian hal istimewa lain yang dapat dilakukan pada bulan Dzulhijjah adalah berqurban, yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah seusai melaksanakan ibadah sholat Idul Adha.

Allah berfirman pada Qs. Al Kautsar 1-2:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkorbanlah." (Qs. Al Kautsar 1-2)


Sumber: E-Book "Amalan Awal Dzulhijjah Hingga Hari Tasyrik" oleh Muhammad Abduh Tuasikal
Penulis : Rosy Aldino
Penyunting : Redaksi Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal Jakarta

Posting Komentar untuk "Mengenal Keistimewaan Bulan Dzulhijjah dan Amalannya"