Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Al Kahfi Begitu Istimewa, Mengapa?


Sumber foto : https://pin.it/kqz4h4mktmjcf


Terhitung, sering kita dengar hadist anjuran untuk membaca juga menghafalkan surat Al kahfi, begitu istimewanya surat ini, mengapa?

Terdapat hadist yang menerangkan apabila membaca surat Al kahfi akan disinari cahaya diantara dua jumat.


مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barang siapa yang membaca surat Al  kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” 
(HR. Hakim 6169, Baihaqi  635, dan dishahihkan al-Albani dalam Shahihul Jami’, no. 6470)

Bahkan, setiap orang yang menghafal surat Al kahfi, akan dilindungi dari fitnah Dajjal. Dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْفِ عُصِمَ مِنَ الدَّجَّالِ
"Siapa yang menghafal 10 ayat pertama surat Al kahfi maka dia akan dilindungi dari fitnah Dajjal." 
(HR. Muslim 1919, Abu Daud 4325, dan yang lainnya)

Isi surat Al kahfi terdapat 4 kisah yang mengandung faedah tentang sikap yang tepat dalam menghadapi berbagai macam ujian.

Kisah pertama, terdapat kisah Ashabul Kahfi yang lari meninggalkan kampung halamannya menuju gua dalam rangka menjaga imannya. Dahulu terdapat tujuh pemuda yang sangat taat kepada Allah dan ingin berlindung dari raja yang sangat kejam saat itu. Kemudian mereka berdoa "ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami." Setelah dari mereka berdoa, Allah membuat mereka tidur selama 309 tahun lamanya yang saat mereka bangun, masyarakat sudah beriman kepada Allah. 

Dari kisah ini kita belajar, bahwasannya setiap orang harus menjaga keimanan dan ketakwaan kepada Allah, dalam setiap masa sulit haruslah kita meminta pertolongan hanya kepada-Nya sebab barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah maka dialah yang mendapatkan petunjuk dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.

Kedua, kisah Shohibul Jannatain, pemilik kebun yang diberikan kekayaan besar oleh Allah namun sombong dan ingkar kepada Tuhannya. Ia berjalan dengan angkuh saat memasuki kebunnya, "aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya," kata pemilik kebun yang angkuh. Kemudian kawannya yang beriman mengingatkannya bahwa Allah yang telah memberikanmu nikmat dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.

Dari kisah ini, Allah mengajarkan agar manusia tidak silau dengan harta yang membuatnya lebih memilih dunia dan meninggalkan agamanya. Bahwasannya semua hal yang terjadi merupakan kehendak Allah, semua yang Allah beri pasti akan dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti. Allah berfirman dalam surat Al kahfi ayat 46 "harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus menerus adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan."

Ketiga, kisah Nabi Musa yang mencari ilmu kepada Nabi Khidir, suatu ketika Nabi Musa ditanya oleh kaumnya (bani israil), "Siapakah orang yg paling pandai itu?" Kemudian nabi Musa menjawab, "aku". Dari ucapan itu, Allah ternyata tidak menyetujuinya (mencelanya) sebab Nabi Musa tidak mengembalikan pengetahuan suatu ilmu kepada Allah.

Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa, "Sesungguhnya Aku memiliki seorang hamba yg berada di pertemuan antara laut Persia & Romawi, hamba-Ku itu lebih pandai daripada kamu!" Dari wahyu itu, kemudian Nabi Musa mencari hamba Allah yang dimaksud itu.

Ternyata ia bernama Nabi Khidir. Saat bertemu dengan Nabi Khidir, Nabi Musa mengatakan "bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku ilmu yang benar yang telah diajarkan kepadamu untuk menjadi petunjuk?" Kemudian Nabi Khidir menjawab "sungguh engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku." Namun Nabi Musa tetap ingin belajar dan yakin bahwa ia bisa sabar.

Nabi Khidir memperingatkan Nabi Musa untuk tidak bertanya sampai ia sendiri yang menerangkannya. Setelah itu perjalanan dimulai, ketika mereka menaiki perahu, Nabi Khidir melubangi perahu itu, kemudian Nabi Musa bertanya  "mengapa engkau melakukannya?" Kemudian saat sampai daratan, Nabi Khidir membunuh seorang anak muda dan Nabi Musa kembali bertanya "mengapa engkau melakukannya?" Sampai pada Nabi Khidir membetulkan dinding sebuah rumah dan Nabi Musa kembali mengatakan "jika engkau mau, kau bisa meminta imbalan untuk itu (membangun dinding yang hampir runtuh), selama perjalanan Nabi Musa bertanya berulang kali, padahal di awal perjalanan Nabi Khidir mengatakat untuk tidak bertanya sebelum ia sendiri yang menerangkannya, namun ternyata Nabi Musa tidak cukup sabar.

Akhirnya Nabi Khidir mengatakan "inilah perpisahan antara aku denganmu," kemudian Nabi Khidir menerangkan bahwasannya alasan melubangi perahu karena ia tau di lautan akan ada raja yang merampas setiap perahu. Setelahnya pemuda yang dibunuh merupakan pemuda yang kafir dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orangtuanya untuk mempercayai apa yang anak tersebut percayai sehingga keluarganya ada dalam kesesatan dan kekafiran. 

Kemudian kami berdoa kepada Tuhan semoga Ia akan mengganti anak itu dengan anak yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih sayang kepada ibu bapaknya. Setelahnya dinding rumah yang dibangun kembali adalah milik dari dua anak yatim di kota tersebut dan ayahnya adalah orang yang soleh, ia menyimpan harta untuk anaknya sampai kedua anak itu tumbuh dewasa.

Nabi Khidir menambahkan, bahwasannya apa yang ia perbuat bukan menurut kemauan ia sendiri, itulah keterangan perbuatan yang enngkau tidak sabar terhadapnya.

Dari kisah mereka kita belajar, bahwa setiap ilmu yang Allah mudahkan kita untuk mengerti merupakan rahmat yang Allah berikan pada kita sehingga tidak pantas bagi kita untuk menyombongkan diri, dan belajar pada orang yang paham adalah keharusan agar kita tidak tersesat dan tidak salah dalam melangkah. Menjadi tawadhu adalah keharusan bagi setiap manusia.

Keempat, kisah Dzulqarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj. Suatu ketika, Dzulqarnain sampai diantara dua gunung, dia dapati disana kaum yang tidak mengerti bahasa orang lain namun Allah beri rahmat kepada Dzulqarnain untuk membuat kaum tersebut mengerti bahasa yang disampaikan Dzulqarnain.

Mereka mengadu bahwasannya Ya'juj dan Ma'juj merupakan mahluk yang berbuat kerusakan di bumi kemudian mereka meminta tolong kepada Dzulqarnain agar dibuatkan pembatas antara kaum mereka dengan Ya'juj dan Ma'juj. Dzulqarnain menyetujuinya tanpa meminta imbalan apapun, ia hanya meminta kaum tersebut membantunya dalam membangun pembatas sehingga Ya'juj dan Ma'juj tidak dapat melewatinya atau melubanginya.

Dzulqarnain menyadari bahwa kemudahan yang ia dan kaum tersebut lalui dalam membangun pembatas merupakan rahmat Allah dan apabila janji-Nya sudah datang Dia akan meluluhlantahkannya, dan janji Allah adalah benar.

Dari sosok Dzulqarnain kita dapat belajar untuk menjadi seorang mukmin yang bertauhid, penyayang, dan tidak menyimpang dari jalan keadilan. Sosoknya sangat istimewa dan sangat rendah hati.

Kemudian dari keempat kisah tersebut yang masing-masing dari kisahnya memiliki pelajaran, Allah juga memberitahu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya adalah orang yang melakukan perbuatan yang sia-sia di dunia namun merasa bahwa ia telah melakukan perbuatan yang baik. Mereka adalah orang yang telah mengingkari ayat-ayat Allah dan tidak mempercayai hari pertemuan dengan-Nya. Kepada orang yang beriman, Allah sudah mempersiapkan surga Firdaus sebagai tempat tinggalnya nanti.

Begitulah ilmu yang sangat luas yang telah Allah paparkan dalam alquran sebagai pedoman bagi setiap manusia. Hendaklah kita mengambil kebaikan dari kisah yang telah Allah jelaskan di surat al kahfi. Teman-teman ingat selalu untuk membaca dan menghafalkan surat Al-kahfi ya, semoga Allah mudahkan kita untuk mendapatkan syafaat-Nya di hari akhir nanti.

Posting Komentar untuk "Surat Al Kahfi Begitu Istimewa, Mengapa?"