Menata hati dalam menerima takdir dari sang Ilahi
Pengertian takdir dalam perspektif islam
Dalam kitab umat islam yakni al qur’an banyak ayat yang menjelaskan mengenai makna takdir tersebut diantaranya adalah
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ
Artinya: “Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah SWT. ( QS al Hadid ayat 22)
Penjelasan dari imam Al Baidhawi menjelaskan bahwa hikmah dari orang yang mendapatkan musibah tidak lain adalah agar manusia tidak sedih atas hilangnya kenikmatan dunia yang ia miliki dari genggamannya serta tetap bersyukur atas segala karunia yang telah diberikan Allah SWT kepada makhlukNya.
Mendengar dari ceramah ustadz Adi Hidayat bahwa perbedaan qada dan qadar ialah jika qada adalah ketetapan yang dikukuhkan berdasarkan ikhtiar manusia. Misalkan ketika adzan sudah berkumandang maka manusia itu bisa berjamaah Jika dia memang berangkat untuk Shalat dan melaksanakan jamaah.
Jadi ada tindakan untuk mencapai apa yang dia inginkan seperti juga ketika lapar dia ingin makan maka dia bangkit dan mengambil makanan atau membelinya.
Sedangkan Qadar adalah ketetapan yang tidak bisa dirubah yang sudah diberikan Allah SWT sebelum lahir seperti halnya ajal kematian, bencana alam, dsb.
Mengambil butiran hikmah dari tertimpanya musibah
Hikmah dari ayat tersebut adalah jadikanlah kesenangan itu untuk bersyukur atas nikmatnya dan jadikanlah kesedihan sebagai penguat dalam menghadapi kesabaran jangan pernah menyesali apa yang sudah terlewat dan jangan bangga dengan apa yang kita dapatkan karena itu semua hanyalah takdir.
Sebagaimana Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits,
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ
إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
وَ إِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَه
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Segala keadaan yang dialami baik baginya. Apabila dia mendapatkan kebaikan, dia bersyukur, dan hal itu merupakan kebaikan baginya. Dan apabila dia tertimpa keburukan, dia bersabar, dan hal itu merupakan kebaikan baginya.”
HR. Muslim no. 2999, dari sahabat Shuhaib bin Sinan radhiyallahuanhu :
Sabar adalah ungkapan yang mudah dikatakan tapi tidak mudah untuk dikerjakan. Sabar berarti adalah menahan hawa nafsu, sabar dalam ketaatan, sabar ketika diuji dan mendapatkan cobaan. Oleh karena itu percayalah Tuhan akan memberikan semuanya kepadamu di waktu yang tepat, tidak telat dan tidak juga terlalu cepat.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam ayat Al Qur'an Surat Al-Ma’arij ayat 5
فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيْلًا ٥
Artinya: maka bersabarlah kamu dengan sabar yang indah.
Sekuat apapun kau genggam jika memang tidak ditakdirkan menjadi milikmu maka sampai kapanpun ia tidak akan pernah menjadi takdirmu.
Karena Allah SWT sudah menetapkan sesuatu yang boleh jadi engkau kurang sukai itu ada hikmah yang terbaik untukmu, dan dibalik ideal yang engkau inginkan, boleh jadi ada hal buruk yang akan menimpamu, Allah SWT mengetahui masa depan sedangkan kamu hanya tahu yang sekarang.
Hikmah dari musibah bisa dirasakan adalah jika seorang hamba tetap berhusnudzon kepada Allah SWT. sabar dalam menghadapinya serta tidak meninggalkan rasa syukur ketika memperoleh nikmat ataupun kesulitan hidup.
Tetap optimis dan yakin bahwa selalu ada hikmah di setiap musibah.
Tertatih memeluk luka demi menggapai sebuah cita
Pelan-pelan belajarlah untuk menerima bukan tentang apa yang kita sukai tetapi apa yang menurut Allah SWT baik dan terbaik untuk kita. Kelak kamu akan paham bagaimana cara Allah SWT memberikan yang terbaik sesuai apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan karena bisa jadi apa yang kita butuhkan kenapa yang kita inginkan jadinya Allah SWT lebih mengetahui yang terbaik untuk para hambanya.
Seperti perkataan ustadz Adi Hidayat jangan pernah menghadirkan kekecewaan atas apa yang telah ditakdirkan Allah SWT lebih mengetahui dan maha luas pengetahuannya .
Bersabarlah kawan sebagaimana perkataan Ali Bin Abi Thalib yakinlah ada sesuatu yang menantimu di balik semua kesabaran yang kau jalani hingga membuatmu terpana dan lupa akan pedihnya rasa sakit.
Takdir itu selalu indah meskipun terkadang ada air mata untuk menerimanya orang bahagia adalah orang yang bisa berdamai dengan takdirnya.
Oleh karenanya yuk bangkit lagi daripada merenung yang gak pasti. Maka jangan pernah kehilangan harapan. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan, perbaiki yang kurang serta latihan untuk memaksimalkan potensi dalam dirimu yang belum kelihatan, gapai dan jangan hanya meratapi melainkan bangkit mulai saat ini.
Di situ lah nanti kelak kamu akan menggapai semua mimpi yang dulu pernah kau inginkan asalkan kau bersungguh-sungguh untuk membuatnya menjadi kenyataan, meski harus melewati banyak cobaan dan rintangan. Janganlah menyerah, kamu masih muda, masih banyak pengalaman yang belum terlaksanakan.
Maka teruskan langkahmu, perjuanganmu, dan impianmu. Semoga yang diinginkan dapat tercapai dan selalu berprasangka baik terhadap takdir yang diberikan. Karena Tuhan pasti selalu punya rencana yang terbaik untuk kita. Oleh karenanya mari memperbaiki diri, menata hati dan produktif mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, serta jauhilah maksiat dan perbuatan yang sesat agar kau selamat dunia akhirat.
SumberReferensi:
https://tafsirweb.com/10718-surat-al-hadid-ayat-22.html
https://tafsiralquran.id/tafsir-surat-al-hadid-ayat-22-23-hikmah-di-balikmusibah/ https://www.khazanahimani.com/hadits/amp/41813417253/hadits-ajaban-li-amril-mukmin-keadaan-orang-mukmin-itu-menakjubkan
https://youtube.com/shorts/NnhZJK-jcfw?si=Ol73Sv7W7rLzfdy1
serta mendengarkan kajian dari berbagai ustadz yang ahli di bidangnya.
Penulis : Khairun Nisa
Penyunting : Raviyan
Posting Komentar untuk "Menata hati dalam menerima takdir dari sang Ilahi"