Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

4 Sifat Teladan pada Kepemimpinan Rasulullah

Jakarta, Remaja Masjid Istiqlal - Pada hakikatnya, masing-masing kita adalah pemimpin yang satuan terkecil lingkupnya sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri. 

Kepemimpinan berarti cara-cara yang digunakan oleh seseorang untuk memandu atau mengarahkan suatu hal, guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Serupa dengan keterampilan lain--misalnya menjadi cakap, kepemimpinan juga perlu dilatih dan senantiasa diasah agar terus berkembang baik.

Sobat ARMI, berbicara mengenai kepemimpinan, sebagaimana yang telah kita ketahui bersama, Rasulullah SAW merupakan sebaik-baiknya teladan dalam segala aspek kehidupan. Hal tersebut juga Allah subhanallahu wa ta'ala firmankan dalam QS. Al-Ahzab ayat 21.


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ 


"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al-Ahzab [33]: 21)


Rasulullah SAW sudah sepantasnya menjadi acuan dan panutan kita dalam segala aspek, termasuk dalam hal kepemimpinan. 

Dikutip dari pemaparan Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf dalam Majelis Taklim Pemuda Istiqlal, Minggu, 15 Agustus 2021, setidaknya terdapat 4 sifat teladan  Rasulullah SAW, yang bisa kita teladani ketika ingin belajar kepemimpinan. 4 sifat tersebut di antaranya sebagai berikut. 


1. Shiddiq

Shiddiq berarti jujur dalam ucapan dan perbuatan. Dalam kesehariannya, Rasulullah SAW selalu jujur--sekalipun ketika bercanda. 

Ketika menyampaikan risalah, Rasulullah SAW tidak pernah mengurangi ataupun menambahkan firman yang diturunkan-Nya. Sikap Rasulullah SAW ini juga Allah subhanahu wata'ala abadikan dalam QS. An-Najm [53]: 2-4. 

"Kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)," 

(QS. An-Najm 53: 2-4)

Pemimpin yang baik memang senantiasa jujur dalam ucapan dan perbuatannya. Tanpa dilandasi kejujuran, kredibilitas pemimpin tentu akan menjadi suatu hal yang dipertanyakan.


2. Amanah

Sifat Rasulullah SAW yang bisa diteladani selanjutnya yaitu amanah atau dapat dipercaya. Sebagaimana sifat amanah juga sudah tertanam dalam diri Rasulullah SAW sejak beliau masih anak-anak. 

Pada saat belia, Rasulullah dikenal sebagai penggembala kambing yang sangat amanah. Beliau menjaga dan merawat kambing-kambingnya dengan baik. 

Sobat ARMI, seperti yang kita ketahui bersama, bahwasannya menggembala kambing bukan suatu pekerjaan yang mudah. Perlu kesabaran, ketelatenan, dedikasi, dan perhatian yang sungguh-sungguh. Rasulullah dapat menuntaskannya dengan sangat amanah.

Untuk berlatih menjadi seorang yang amanah dalam memimpin, alangkah baiknya kita awali dengan memperbaiki diri dalam menjaga amanah, baik itu kepada Allah subhanallah wa ta'ala, ataupun orang lain.

Mari berlatih menjaga amanah dengan memulainya dari apa yang telah Allah berikan kepada kita. Seperti orang tua, adik-kakak, bahkan diri sendiri dan waktu yang telah Allah subhanahu wa ta'ala anugerahkan kepada kita. 

"Kalau kita bisa menjaga amanahnya Allah, insyaallah amanah makhluk akan lebih gampang untuk kita jaga," pesan Habib Geys.


3. Fathanah

Sobat ARMI, sifat wajib rasul ketiga yang perlu kita teladani yaitu, fathanah--yang berarti cerdas. Rasulullah SAW dikenal sangat cerdas dalam berkomunikasi, serta tegas dan lugas ketika berbicara. 

Habib Geys juga menerangkan bahwasannya seorang pemimpin dianjurkan memiliki tiga kecerdasan yang lengkap. Diantaranya cerdas secara sosial, intelektual, dan spriritual. 

Untuk mencapainya, kita perlu terus mencari dan berlatih. Karena sejatinya kecerdasan tidak datang dengan sendirinya secara tiba-tiba. 

"Pemimpin yang baik ialah ia yang tidak pernah berhenti untuk terus belajar," ungkap Habib Geys.

Menuntut ilmu tidak cukup hanya lewat media sosial, ataupun sebatas melihat ragam tayangan yang tersedia di kancah maya. Sebagai pemimpin, kita harus terus berusaha menjadi lebih baik setiap waktunya. 

Oleh karenanya, hendaknya kita memiliki guru. Yaitu guru yang benar-benar mengakui keberadaan kita sebagai salah satu muridnya. 


4. Tabligh

Memasuki sifat Rasulullah SAW keempat yang perlu kita teladani yaitu, tabligh. Tabligh adalah sikap tanggung jawab dalam menyampaikan sesuatu yang baik dan benar, tanpa mengurangi dan mereduksi suatu informasi. 

Sebagaimana Rasulullah SAW diutus Allah subhanallah wa ta'ala untuk menyampaikan kebeneran kepada manusia dengan cara yang baik, Rasulullah SAW menyampaikan risalah dengan cara yang luhur.

Beliau mengemban amanah dakwah dengan kesempurnaan sabar, sopan, dan sangat memperhatikan lawan bicaranya. Sehingga, seseorang mudah menerima apa yang disampaikannya. 

Sobat ARMI, itulah 4 sifat  Rasulullah SAW yang dapat dijadikan acuan kita untuk senantiasa terus belajar agar menjadi pemimpin yang baik. Semua pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak oleh Allah subhanallah wa ta'ala. 


Semoga kita dipermudah dalam mempelajari dan mengamalkan sifat kepemimpinan Rasulullah, dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin. 


Penulis:

1. Lisa Afriani

2. Dwi Agustin


Penyunting: Media Kreatif Asosiasi Remaja Masjid Istiqlal 


Sumber:

1. Be the Best Version of Leader, Majelis Taklim Pemuda Istiqlal. 15 Agustus 2021. 

2. Nurul H. Maarif. 2017. Samudra Keteladanan Muhammad. PT Pustaka Alvabet: Ciputat.

Posting Komentar untuk "4 Sifat Teladan pada Kepemimpinan Rasulullah"