Hijrah
(Sumber Foto : Pinterest)
Setiap orang pasti memiliki makna
tersendiri tentang hijrah. Begitu pula denganku, hijrah bagiku ialah sebuah
transformasi dari suatu keadaan menuju keadaan yang lebih baik. Dalam
perjalanan menuju tujuannya, ia perlu diresapi makna dan kandungannya.
Hijrah dapat dilakukan dengan menikmati
setiap prosesnya. Pada dasarnya, tidaklah sampai Muhammad bin Abdullah ke
Madinah tanpa ada musuh yang membuntutinya, kemudian tidaklah sampai Abu Bakar
bin Abi Quhafah ke kota Rasul tanpa kalajengking yang melukainya, selanjutnya
tidak akan berbahagia masyarakat Yastrib tanpa adanya sarang laba-laba yang
menutupi mulut gua Sang Rasul. Dari kisah diatas, dapat dimaknai bahwasannya
tidaklah pedoman kita sampai pada kesuksesan dalam melakukan hijrah tanpa
ujian-ujian dan bantuan yang dilaluinya.
Begitu pula realita daripada hijrah
sebenarnya. Ada kalanya dalam setiap proses hijrah kita, Allah menguji
keteguhan hati kita dengan rasa takut. Sehingga daripada rasa takut itu, Allah
kokohkan hati kita hanya untuk terus meminta pertolongan kepada-Nya dan
hilanglah rasa keras hati yang telah berkarat kuat di lempengan hati kita,
Allah senantiasa menjadikan hati kita hanya mengharap kepada-Nya dan musnahlah
asap-asap pengharapan pada makhluk yang telah mengepul di jiwa kita. Kemudian
daripada rasa takut itu juga, Allah jadikan jiwa kita luluh dari kesombongan
yang mengakar kuat dalam denyut nadi. Setelah melewati tahap pertama, in syaa
Allah kita keluar dalam keadaan Allah telah hapus semua dosa dan penyebab dari
dosa yang telah kita lakukan.
Namun, bukannya tak mungkin, ketika kita
sudah memantapkan hati untuk berhijrah, Allah uji kita dengan masa lalu kita.
Ketika masa lalu yang telah kita tinggalkan kembali datang memanggil kita
dengan suara yang lembut dan penampilan yang menggetarkan hati, seraya menoleh
dengan solekan terindahnya. Semata-mata demi menarik kembali kita pada
dosa-dosa lama yang sudah terkubur entah dimana. Dalam kondisi tersebut, Allah
kembali uji keteguhan hati kita, apakah hijrah yang kita lakukan sudah tulus
karena Allah atau hanya karena tidak ingin dihantui masa lalu. Apakah semua
lelah ini sudah Lillah dihadapan-Nya?
Dengan semua cobaan itu, setan datang
untuk mengatakan “Bukankah masa lalumu jauh lebih menyenangkan?” atau “Sudah
nanti saja hijrahnya, Allah juga ngerti kondisi kita”. Suara itu menguat
seiring dengan kebimbangan dan pergolakan yang berasal dari hati. Tapi
yakinlah, bahwasanya Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar. Dan
pertolongan Allah pasti akan datang di saat kau benar-benar membutuhkan.
Aku teringat kisah dua orang sahabat
yang mengunjungi Gua Tsur, mungkin kau ingat juga? Saat mereka ditolong oleh
Allah dengan laba-laba yang menutupi gua tersebut dengan sarangnya, bukankah
Ababil datang ketika orang-orang benar-benar dalam keadaan pasrah? Yakinilah
bahwa pertolongan Allah pasti datang dan Allah akan selalu bersama
hamba-hamba-Nya yang sabar.
Hijrah ialah pilihan, memilihnya sama
dengan menerima konsekuensinya. Maka jalanilah konsekuensi itu dengan kekuatan,
keyakinan dan ketakwaan kepada Allah. Percayalah, hingga akhirnya kemenangan
telah berada di depan mata, tersuguh manis bersama kebajikan yang teramat
banyak, tersusun dengan indah bersama Keutamaan yang sangat agung.
Penulis : Muhammad Wildan
Mantap... 👏
BalasHapusKeren.. Berhijrah ke dalam kebaikan.
BalasHapus